Skip to main content

Posts

The Story of My Grandpa

Ode to my Grandpa Malam sebelum Hari Raya Idul Adha 1442 H / atau tepatnya tanggal 19 Juli 2021 sekitar jam 19:00 WIB mbah Kakung tersayang (dari pihak ibu) atau orang biasa memanggil mbas Bas, pergi menghadap Allah SWT di usia 93 tahun di kediamannya di Blitar.  He is the only grandpa that I know of, karena kakek dari pihak Ayah sudah meninggal sebelum saya lahir. Saat kecil, saya termasuk sangat dekat dengan mbah kung karena memang kebetulan rumah orang tua saya berdekatan dengan rumah mbah dan saya adalah cucu perempuan pertama. In my childhood, saya bahkan menghabiskan waktu saya lebih banyak di rumah mbah dibanding di rumah sendiri. Saat balita, mbah kung lah yang kadang mengantar saya ke tukang urut anak, beliau akan menggendong saya dengan gendongan kain sambil mengayuh sepeda perangnya. Saya juga sering ikut kesawah dengan naik gledekan made in mbah kung.   Mbah kung tipe orang yang sangat aktif (almost hyperactive) yang tidak tahan jika harus diam saja. Beliau sosok pekerja ke
Recent posts

Apa yang harus dilakukan saat positif covid dan cara mendapat rujukan wisma atlet

Awal Januari (tepatnya 10 Januari 2021) saat pihak rumah sakit mengabarkan kalau hasil swab PCR saya positif, dunia langsung berasa gelap - literally - saking shocknya kayaknya. Walaupun masnya dengan intonasi menenangkan dan suara merdu sudah berpesan agar saya tidak panik, well, panik rupanya bukan sesuatu yang bisa kita kontrol. Jadi apa yang harus dilakukan saat positif covid? 1. Tenangkan diri sambil evaluasi diri,     - A pakah ada penyakit bawaan     - Gejala apa sajakah yang dirasa: ringan/sedang/berat Memang menentukan gejala ringan/sedang/berat tergantung penilaian sih. Menurut saya, selama gejala yang  ditimbulkan tidak mengurangi kemampuan kita beraktivitas normal, maka bisa dianggap gejala ringan. 2. Hubungi petugas kesehatan setempat secepatnya Langsung telpon puskesmas setempat (googling aja no telpnya) dan laporkan serta konsultasikan kondisi anda 3. Konsultasikan/Fikirkan tentang dimana kira-kira kita menjalani isolasi apakah di rumah atau ditempat lain Tentunya hal i

Ketika Mudik lebaran pun dilarang

Selama ini ada satu moment yang tak pernah terlupa, tak pernah terlewat, apapun halangan yang menghadang, rela berkorban harta, waktu dan tenaga, moment itu bernama "MUDIK" saat Lebaran. Mudik saat lebaran adalah ritual sakral yang seakan-akan "wajib hukumnya dan berdosa jika tidak dilaksanakan". Dan tiba-tiba, karena sesuatu yang namanya ga usah disebut - you know who - 😜, ritual ini tiba-tiba berubah hukumnya menjadi mendekati haram dan terlarang untuk dilakukan, setidaknya itulah yang terjadi tahun 2020 dan 2021. Sebenernya kenapa sih kita selalu mudik saat lebaran, dibela-belain booking tiket jauh-jauh hari udah gitu mahal pula, harus nyiapin angpau buat krucil2, menghadapi pertanyaan-pertanyaan kepo yang we don't even know the answer 😅. Kita yang biasanya berhitung dengan cermat agar tidak tidak besar pasak daripada tiang tiba-tiba kalap dan menghabiskan seluruh tabungan untuk membeli tiket selangit dan keperluan mudik lainnya. Why do we do that?  Tentun

Pindahan

Di akhir tahun 2020 saya harus meninggalkan lapak yang telah saya diami hampir 10 tahun terakhir ini. Lapak dalam gedung seluas sekitar 0,8 Ha ini sudah berasa seperti rumah sendiri. Kalo diingat-ingat, 12 tahun yang lalu saya merupakan salahsatu dari jutaan umat yang ke Jakarta demi satu tujuan yaitu untuk mendapatkan sesuatu yang namanya Rupiah (ikutan lagu bang haji ;)). Dan... tidak seperti yang saya harapkan, yaitu pindah ke jawa timur, kenyataannya pindahan saya cuman dalam radius sekitar 9 km, sekitar 30 menit berkendara.  Namanya juga udah menjadi penghuni selama 1 dekade, pastinya sedih harus meninggalkan lapak, barang-barang, orang-orangnya dan lingkungannya. Goodluck di tempat baru 🙏   packing barang untuk pindahan  

New Year, New Hope?, unpredictable future?

 Apakabar 2021? Mengalami badai pandemi yang menyerang tanpa ampun sepanjang tahun 2020, entah apa yang bisa kita harapkan di tahun 2021 ini. Kalau diingat-ingat, dulu saat virus muncul pada Desember 2019 di Wuhan, China, waktu itu namanya masih  flu wuhan  sampai adegan penjemputan Mahasiswa Indonesia Februari 2020, waktu itu belum menyangka kalau wabah ini bakal menyebarkan horror ke seluruh penjuru dunia dan memakan banyak korban. Flu Wuhan kemudian berubah menjadi 2019-nCov (novel corona virus), agar tidak diasosiasikan dengan satu wilayah -walaupun sebenarnya sudah bukan rahasia lagi- dan di awal tahun 2020, WHO memberikan nama resmi yaitu Covid-19 (Corona Virus Disease-2019).  Dunia di era borderless world, era revolusi industri 4.0 dengan AI nya, dengan segala kemajuan teknologinya termasuk dunia medis, dibuat tak berdaya.  Tak nampak tapi nyata, siap menyerang siapa saja dengan strategi yang berbeda-beda. Ibarat hantu, semua bisa ketempelan, ada yang ditempelin dalam waktu lama

On my way to work # Mei 2019 #Demo Massa #pasca Pilpres

21 Mei 2019 Tidak ada yang spesial hari itu, rutinitas dimulai dengan berangkat ke tempat kerja. Suasana pagi hari di tempat kerja kurang lebih sama, tidak ada sesuatu luar biasa untuk dikenang. Tentang didirikannya posko polisi di sekitar Thamrin juga telah menjadi pemandangan biasa, karena kurang lebih 10 hari terakhir ini sudah beberapa kali ada demo di depan Bawaslu, sehingga memang perlu pengamanan lebih. Tapi hari ini akan menjadi spesial karena dini hari tadi menjelang waktu sahur, KPU telah mengumumkan pemenang Pemilu 2019, sedikit lebih maju dari jadwal semula... Menjelang siang, terlihat massa sudah mulai memenuhi perempatan Thamrin. Kebetulan tempat kerja saya sangat dekat dengan lokasi massa berada. Beberapa rekan yang rumahnya jauh memilih untuk pulang lebih cepat dari biasanya, karena akses di sekitar tempat kerja memang sudah mulai ditutup. Saat pulang kantor, massa sudah memenuhi perempatan Thamrin. Saya ingat waktu itu suasana termasuk kondusif. Saya bisa melewati

MRT Jakarta #Ratangga#Day45

Saat MRT memulai ujicobanya tanggal 12 Maret 2019, saya salah satu orang yang merasa " excited"  dengan beroperasinya moda baru ini. Saya sendiri mungkin akan menggunakan transportasi ini sesekali saja, karena kebetulan jalurnya tidak bersinggungan dengan jalur harian saya. Nah, kebetulan pagi ini tugas ada ke suatu tempat yang berdekatan dengan stasiun MRT, so mari kita lihat perkembangannya sampai saat ini Jumlah Halte Saat ini, hanya terdapat satu jalur yang membentang dari Jakarta Pusat hingga Jakarta Selatan, dengan total 13 Halte : Bundaran HI - Dukuh Atas - Setiabudi - Bendungan Hilir - Istora - Senayan - ASEAN - Blok M - Blok A - Haji Nawi - Cipete Raya - Fatmawati - Lebak Bulus . Dari 13 halte ini, 6 diantaranya dibawah tanah, sisanya diatas permukaan tanah. Kedepannya, akan dibangun MRT fase 2 dengan jalur Bundaran HI (Jakarta Pusat) sampai Kota (Jakarta Utara) yang direncanakan baru beroperasi tahun 2024. Sistem Pembayaran dan Tarif Pembayarannya bisa menggu