Skip to main content

Hello Wageningen #1#Menuju Kampus Wageningen

Mungkin saat pertama dengar Wageningen, yang terbayang adalah sebuah kota kecil di Pulau Jawa yang terletak antara Poningen dan Leginingen ;). Wageningen ini memang berada di pedesaan dan kaya dengan produk pertanian. Tapi ini bukan sebuah desa di Jawa melainkan sebuah kota kecil di Belanda atau bahasa internasionalnya the Netherlands. Wageningen University (WUR) sendiri adalah universitas di Belanda yang fokus ke 'healthy food and living environment' dan merupakan universitas yang cukup diakui di bidangnya. Bagi yang ingin belajar di kampus ini, tulisan ini mungkin bisa bermanfaat. Edisi kali ini dibahas rute transportasi umum menuju kampus serta sekilas gambaran tentang hari pertama di kampus. Here we go...

Jarak dan Transportasi dari Bandara Schiphol (Amsterdam) ke Kampus Wageningen
Setelah turun dari bandara Schiphol Amsterdam dan menyelesaikan semua urusan administrasi, di area yang sama kita bisa menemukan stasiun kereta api. Kita bisa beli tiket langsung disini, cari yang jurusan EDE (karena Wageningen sendiri nggak punya stasiun  :D). Dari EDE, ada 2 option menuju wageningen bus 88 dan bus 84. Yang paling mudah bagi anda mahasiswa baru adalah bus 84 dan turun di depan KAMPUS FORUM Building (foto gedung ini dapat ditemukan di web WUR), yang merupakan pusat administrasi Student di kampus ini, termasuk mahasiswa baru. Rute dan jadwal kereta maupun bis bisa anda dapatkan dengan mudah di http://9292.nl/ (tersedia juga app nya loh, buruan download sebelum berangkat)

Lebih singkatnya perjalanan dari bandara ke kampus adalah:

- Bandara Schiphol Amsterdam to Ede-Wageningen --> kereta jurusan Nijmegen, turun di Ede-Wageningen. lama perjalanan kereta +- 1 jam, biaya kira-kira 15 euro
Untuk kereta, pastikan anda sudah membeli tiket sebelum naik kereta (penumpang tanpa tiket akan didenda +-25 euro extra). Tiket bisa diperoleh dengan:
1. Membeli tiket di mesin2 pembelian tiket yang tersedia (pembayaran dengan card (visa/mastercard) atau koin). oya, buat pengguna awal jangan memilih option discount tiket di mesin penjualan karena ada syarat ketentuan berlaku :p (you'll find out later). 
Kita juga bisa membeli "anonymous OV-chipkaart" via mesin pembelian tiket ini. OV-chipkaart adalah kartu yang bisa digunakan untuk pembayaran semua kereta dan bus di Belanda. Kartu ini harus anda scan saat mau naik dan setelah keluar kereta di mesin2 reader yang tersedia. 
2. konvensional yaitu dengan datang langsung ke counter yang tersedia. Di counter ini anda juga bisa membeli Anonymous OV chipkaart. 

 - Ede - Kampus Wageningen (Bus turunnya halte KAMPUS-FORUM, +-30 menit, biaya +-3euro) - Bus 84
Jangan khawatir, bus antara Ede-Wageningen dilengkapi dengan perlengkapan visual maupun audio yang akan memberitahukan halte pemberhentian selanjutnya, jadi asal jangan ngelamun Insya'allah nggak nyasar. 
Tiket bisa didapatkan dengan:
1. Membeli langsung di sopir bus saat naik bus 
2. Yang tadi udah beli OV-chipkaart langsung scan kartu di reader yang ada di dalam bus (dekat pintu masuk)

Dibawah ini gambar Anonymous OV-chipkaart dan contoh mesin reader:
Anonymous OV-chipkaart
Reader dimana kartu harus di scan saat masuk dan keluar kendaraan
Bagaimana mendapatkan tiket dan prosedur yang dilakukan, link dari kampus dibawah ini akan sangat membantu anda yang baru datang
Note: video diatas, memilih menggunakan bus 88 dan bukan 84. Hal ini dikarenakan trayek bus 84 relatif baru dan baru beroperasi 24 Agustus 2015. Sebenarnya bus 88 juga menuju ke kampus, jadi nggak masalah juga menggunakan bus ini, tapi halte pemberhentian bus 84 lokasinya lebih dekat dengan gedung registrasi mahasiswa baru.

Housing for international student
Di Wageningen University, tempat tinggal untuk Internasional student semua diurusin oleh pihak kampus. Jauh2 hari mereka akan meng-email form ke kita untuk memilih tempat tinggal yang kita inginkan (walaupun seringkali penempatannya tidak sesuai dengan permintaan kita). Sesampainya di kampus kita akan disambut oleh bagian housing, tanda tangan, dan mereka akan memberi kunci buat kita. bayarnya nggak harus saat itu juga kok, ada toleransi sekitar 1 atau 2 minggu (udah lupa tepatnya). Urusan mencari alamat, pihak kampus menyediakan mobil plus sopirnya yang siap mengantar kita dari kampus menuju tempat tinggal baru. 

Lapar?
Sebenarnya ada kantin (lt. 1) dan juga kafe (lobby) di Forum building (tempat registrasi mahasiswa baru), sayangnya hampir tidak ada peredaran uang -secara fisik- di WUR, semua dalam bentuk kartu. Jadi kita tidak bisa membeli makanan begitu saja dengan uang tunai di kampus. Untuk membayar makanan kita bisa menggunakan kartu bank (berlogo maestro).
Ada satu kantin yang menerima uang tunai, namanya "Restaurant of the future" cuma butuh usaha untuk menemukan kantin ini (nanya aja ke reseption di Forum ya ;).
Untuk printing, vending machine, coffee machine pembayaran menggunakan sistem sensor dengan e-wallet. E-wallet adalah kartu student sekaligus dijadikan sebagai deposit card sebagai alat pembayaran.  

Butuh bantuan?
Pada dasarnya anda memiliki banyak rekan sebangsa setanah air yang siap membantu ada *tsah... masing masing kota di Belanda memiliki Perhimpunan Pelajar Indonesia (PPI) yang bisa dibilang solid (web dan kontak bisa anda temui dengan mudah di internet). Jangan sungkan-sungkan untuk menghubungi mereka jika anda memerlukan info ataupun bantuan.

 Selamat datang di Wageningen University :)


Note: info ini bisa berubah dan outdate sewaktu2, mohon maaf jika ada info yang tidak akurat.

Comments

  1. assalamualaikum,
    halo mbak sofii, bagaimana kabarnya?

    saya sigit lulusan IPB yang mau melanjutkan s2 ke wageningen, menarik membaca pengalaman mas selama disana. bolehkah saya tau lebih banyak informasi tentang suasana belajar dan kehidupan disana?

    email saya: ighie.ms@gmail.com
    blog saya: ighie.com
    akun facebook saya: muhammad sigit susanto
    akun twitter saya: @sigit_ms

    mohon tanggapannya

    ReplyDelete
  2. Hi Sigit, dari pengalaman siy saya sangat menikmati kuliah disini. Meskipun banyak yang bilang ini universitas yang ndeso :p. Justru karena ke ndeso-annya itu lingkungan belajar disini sangat nyaman dan emang cocok untuk belajar. Kalo keseharian, siswa disini akan lebih banyak bersosialisasi dengan mahasiswa internasional, bisa dibilang interaksi dengan masyarakat lokal sangat langka -kecuali sama mahasiswa belanda ya-
    Makanan Indonesia juga sangat mudah ditemukan, mungkin karena Indo-Belanda punya sejarah yang sangat panjang dan juga karena banyaknya org Indo yang tinggal disini. Tentunya belajar bahasa Belanda bisa berguna terutama untuk mengidentifikasi produk2 di supermarket, tp kalo untuk perbincangan sehari2, hampir semua orang disini lancar berbahasa inggris.

    ReplyDelete
  3. Aslkum wr.wb
    Hi mbak sofi, sy ahmad..Salam kenal,sy baru dpt email dr Wageningen,. Alhamdulillah sy lulus beasiswa short course dsna,course nya mulai Akhir November sampe Akhir desember,. Kl blh minta saran,ap yg hrs sy siapin y mbak atau wajib sy bawa ksna pada bulan itu..Dan adakah tempat atau waktu khusus org Indonesia kumpul dsna..sy Suka sharing Dan silaturrahmi dg orang kita kl keluar negri..sblmnya sy ucapkan mksih infonya mbak

    ReplyDelete
  4. This comment has been removed by the author.

    ReplyDelete
  5. This comment has been removed by the author.

    ReplyDelete
  6. halo mau tanya dong syarat masuk S1 di wageningen apa saja ya

    ReplyDelete

Post a Comment

Popular posts from this blog

The Story of My Grandpa

Ode to my Grandpa Malam sebelum Hari Raya Idul Adha 1442 H / atau tepatnya tanggal 19 Juli 2021 sekitar jam 19:00 WIB mbah Kakung tersayang (dari pihak ibu) atau orang biasa memanggil mbas Bas, pergi menghadap Allah SWT di usia 93 tahun di kediamannya di Blitar.  He is the only grandpa that I know of, karena kakek dari pihak Ayah sudah meninggal sebelum saya lahir. Saat kecil, saya termasuk sangat dekat dengan mbah kung karena memang kebetulan rumah orang tua saya berdekatan dengan rumah mbah dan saya adalah cucu perempuan pertama. In my childhood, saya bahkan menghabiskan waktu saya lebih banyak di rumah mbah dibanding di rumah sendiri. Saat balita, mbah kung lah yang kadang mengantar saya ke tukang urut anak, beliau akan menggendong saya dengan gendongan kain sambil mengayuh sepeda perangnya. Saya juga sering ikut kesawah dengan naik gledekan made in mbah kung.   Mbah kung tipe orang yang sangat aktif (almost hyperactive) yang tidak tahan jika harus diam saja. Beliau sosok pekerja ke

Potongan harga untuk Kacamata oleh Askes

Baru baru ini saya punya teman baru bernama ‘Visi’ , kacamata minus yang saya beli dengan fasilitas potongan harga dari Askes.   Meskipun beberapa teman yang setelah mendapat informasi tentang rentetan tatacaranya banyak yang berpendapat bahwa proses nya terlalu rumit, tapi tak ada salahnya saya tetap berbagi bagaimana mendapatkan kacamata dengan potongan harga dari Askes dan berapakah besarnya. Pertama, bagi yang belum pernah sama sekali menggunakan kartu Askes anda, berikut adalah cara mengaktifkannya (khususnya buat yang bekerja di luar kota asal): Langkah pertama adalah melapor di Askes setempat. Bagi anda yang punya KTP dan domisili di tempat yang sama tentunya tidak akan jadi masalah, tapi buat yang harus berpindah ke daerah lain, pastikan anda melapor pada kantor ASKES yang berada diwilayah puskesmas tujuan anda (dengan membawa kartu askes yang sudah anda miliki tentunya); Anda akan mendapatkan surat dari ASKES yang ditujukan untuk Puskesmas tujuan anda; Langkah s

On my way to work # Mei 2019 #Demo Massa #pasca Pilpres

21 Mei 2019 Tidak ada yang spesial hari itu, rutinitas dimulai dengan berangkat ke tempat kerja. Suasana pagi hari di tempat kerja kurang lebih sama, tidak ada sesuatu luar biasa untuk dikenang. Tentang didirikannya posko polisi di sekitar Thamrin juga telah menjadi pemandangan biasa, karena kurang lebih 10 hari terakhir ini sudah beberapa kali ada demo di depan Bawaslu, sehingga memang perlu pengamanan lebih. Tapi hari ini akan menjadi spesial karena dini hari tadi menjelang waktu sahur, KPU telah mengumumkan pemenang Pemilu 2019, sedikit lebih maju dari jadwal semula... Menjelang siang, terlihat massa sudah mulai memenuhi perempatan Thamrin. Kebetulan tempat kerja saya sangat dekat dengan lokasi massa berada. Beberapa rekan yang rumahnya jauh memilih untuk pulang lebih cepat dari biasanya, karena akses di sekitar tempat kerja memang sudah mulai ditutup. Saat pulang kantor, massa sudah memenuhi perempatan Thamrin. Saya ingat waktu itu suasana termasuk kondusif. Saya bisa melewati