Skip to main content

The Story of My Grandpa

Ode to my Grandpa

Malam sebelum Hari Raya Idul Adha 1442 H / atau tepatnya tanggal 19 Juli 2021 sekitar jam 19:00 WIB mbah Kakung tersayang (dari pihak ibu) atau orang biasa memanggil mbas Bas, pergi menghadap Allah SWT di usia 93 tahun di kediamannya di Blitar. 

He is the only grandpa that I know of, karena kakek dari pihak Ayah sudah meninggal sebelum saya lahir. Saat kecil, saya termasuk sangat dekat dengan mbah kung karena memang kebetulan rumah orang tua saya berdekatan dengan rumah mbah dan saya adalah cucu perempuan pertama. In my childhood, saya bahkan menghabiskan waktu saya lebih banyak di rumah mbah dibanding di rumah sendiri. Saat balita, mbah kung lah yang kadang mengantar saya ke tukang urut anak, beliau akan menggendong saya dengan gendongan kain sambil mengayuh sepeda perangnya. Saya juga sering ikut kesawah dengan naik gledekan made in mbah kung.  

Mbah kung tipe orang yang sangat aktif (almost hyperactive) yang tidak tahan jika harus diam saja. Beliau sosok pekerja keras dan berdedikasi dengan pekerjaannya, sangat mandiri, berkemauan keras, fearless, dan sangat determine. Hingga diusia yang sangat senja dia masih aktif bekerja walaupun sudah dilarang sama anak-anaknya. Mbah Kung baru benar-benar berhenti bekerja saat kondisi fisiknya benar-benar sudah tidak memungkinkan dikarenakan usianya.   
 
Mbah kung merupakan seseorang yang sangat suka bercerita dan melucu. Saat kecil saya sering mendapat dongeng tentang orang-orang hebat yang kehidupannya penuh dengan pelajaran hidup. Walaupun mbah kung punya trade mark "keras kepala", saat bersama cucu-cucunya beliu hampir tidak pernah serius dan selalu melucu dan jail. Ketika saya beranjak dewasa, naturally kami menjadi jarang bertemu karna tinggal di kota yang berlainan. Meskipun begitu saat pulang saya selalu menantikan cerita-cerita beliau. Mulai cerita tentang jaman Belanda, jaman Jepang, pra kemerdekaan, agresi militer, atau cerita keseharian seperti how I met your grandma 😄. 

Mbah kung sangat suka menanam pepohonan di sekitar rumah, benar-benar excessively nanamnya dimana-mana, samping, depan dan belakang rumah tidak absen dari pepohonan. Sampai-sampai ayah saya dan saya berpendapat kalau dia sebenarnya anggota Greenpeace 😆. Sebenarnya ada banyak tujuan dibalik penanaman pohon ini selain menambah oksigen sekitar, pohon-pohon ini juga sebuah investasi untuk anak cucunya kedepan. such a visionary

Mbah kung juga orang yang religius dan berdedikasi terhadap keyakinan yang dianutnya. Salah satu bentuk ketaatan agamanya adalah dengan mewakafkan tanah di depan rumahnya untuk pembangunan Langgar (masjid versi mini) dan tempat untuk Taman Pendidikan Al-Qur'an. Selain dapat dimanfaatkan masyarakat untuk beribadah dan belajar, tentunya ini juga sebagai pembelajaran bagi kami anak cucunya agar bisa menjadi pribadi yang relegius dan bermanfaat.

Mbah kung merupakan orang tersehat yang pernah ku kenal. Beliau hampir tak pernah sakit, dan hingga akhir usia pun di masih punya pemikiran yang jelas, mandiri (untuk ukuran orang sepuh) dan hardwilling untuk beraktifitas.  Sampai akhir hidupnya mbah kung tidak menderita suatu penyakit berat, aktifitasnya memang semakin terbatas karena usianya.  Mayoritas waktunya mbah kung habiskan dengan membaca Al-Qur'an. Setelah kehilangan mbah putri 2 tahun lalu, belahan jiwanya selama 63 tahun, dia sudah mempersiapkan segala hal tentang kepergiannya, like in detail, hingga biaya-biaya yang nanti diperlukan. You know, he's just so persistent of being independent even after death. Jika kita doakan semoga panjang umur, mbah kung akan menjawab dengan nada bercanda, "Jare sopo panjang umur enak? Awak rasane gak enak kabeh, pegel-pegel. Jawane ngono wes kesel, wes digawe puluhan tahun"*. Jika ada tetangga yang meninggal dia juga akan komen "Kleru ye Gusti Allah ki, sek enom kok wes mati, aku wes tuwek kok ra diuleh ulehne"**.... He's so ready to go...

Lokasi : Langgar Klece
Foto diambil pada: 11 September 2018


Selamat jalan mbah kung, Allahummaghfirlahu Warhamhu Wa'afihi Wa'fu'anhu...
semoga mendapat surga Allah SWT
It's such a very sad day for me, dan dengan kondisi pandemi saat ini, saya menahan diri untuk tidak pulang
you know I've always loved you and will always pray for you ...

Jakarta, 21 Juli 2021
 
Note:
* Kata siapa umur panjang itu enak, badan pegel-pegel semua. Ceritanya badan ini sudah capek (kelelahan) karena telah digunakan selama puluhan tahun.
** Apa Tuhan nggak keliru? kok malah yang masih muda sudah meninggal, sedangkan di sini ada orang tua tapi nggak juga dipulangkan

Comments

Post a Comment

Popular posts from this blog

Hello Wageningen #1#Menuju Kampus Wageningen

Mungkin saat pertama dengar Wageningen, yang terbayang adalah sebuah kota kecil di Pulau Jawa yang terletak antara Poningen dan Leginingen ;).   Wageningen ini memang berada di pedesaan dan kaya dengan produk pertanian. Tapi ini bukan sebuah desa di Jawa melainkan sebuah kota kecil di Belanda atau bahasa internasionalnya the Netherlands. Wageningen University (WUR) sendiri adalah universitas di Belanda yang fokus ke 'healthy food and living environment' dan merupakan universitas yang cukup diakui di bidangnya. Bagi yang ingin belajar di kampus ini, tulisan ini mungkin bisa bermanfaat. Edisi kali ini dibahas rute transportasi umum menuju kampus serta sekilas gambaran tentang hari pertama di kampus. Here we go... Jarak dan Transportasi dari Bandara Schiphol (Amsterdam) ke Kampus Wageningen Setelah turun dari bandara Schiphol Amsterdam dan menyelesaikan semua urusan administrasi, di area yang sama kita bisa menemukan stasiun kereta ...

Mengapa Indonesia dulu disebut Hindia Belanda?

Pagi ini tiba-tiba aku bertanya-tanya. Kenapa ya Indonesia dulu dinamakan Hindia Belanda? Setelah search sana sini, nemu juga jawabannya.. Dulu, European beranggapan bahwa penduduk benua Asia terdiri dari: orang Arab, Persia, India dan Tiongkok. Dengan catatan bahwa semua yang terbentang antara Persia (sekarang Iran) dan Tiongkok (China) adalah India. Maka negeri ini masuk kategori India. Nah, karena kategori India/Hindia ini ada dimana-mana, maka dinamakanlah kita Nederlandsch-Indie atau Hindia Belanda yang artinya India nya Belanda, karena saat itu Belanda lah yang penguasanya. Eh... lalu kenapa ya Netherlands kok berganti nama jadi Belanda? Hasil pencarian menemukan 2 cerita berbeda sebagai berikut: 1. Kata Belanda berasal dari 'Belah' yang artinya memecah dan 'nde' yang artinya keluarga. Netherlands yang waktu itu menjajah dianggaptelah memecah belah keluarga. Belahnde kemudian popular sebagai Belanda. Istilah ini dimunculkan oleh Mudhakarah Ulama...

Potongan harga untuk Kacamata oleh Askes

Baru baru ini saya punya teman baru bernama ‘Visi’ , kacamata minus yang saya beli dengan fasilitas potongan harga dari Askes.   Meskipun beberapa teman yang setelah mendapat informasi tentang rentetan tatacaranya banyak yang berpendapat bahwa proses nya terlalu rumit, tapi tak ada salahnya saya tetap berbagi bagaimana mendapatkan kacamata dengan potongan harga dari Askes dan berapakah besarnya. Pertama, bagi yang belum pernah sama sekali menggunakan kartu Askes anda, berikut adalah cara mengaktifkannya (khususnya buat yang bekerja di luar kota asal): Langkah pertama adalah melapor di Askes setempat. Bagi anda yang punya KTP dan domisili di tempat yang sama tentunya tidak akan jadi masalah, tapi buat yang harus berpindah ke daerah lain, pastikan anda melapor pada kantor ASKES yang berada diwilayah puskesmas tujuan anda (dengan membawa kartu askes yang sudah anda miliki tentunya); Anda akan mendapatkan surat dari ASKES yang ditujukan untuk Puskesmas tujuan anda; Langk...