Skip to main content

Rajin pangkal pandai

Istilah rajin pangkal pandai sangat familiar bagi kita, terutama yang mengalami masa-masa sekolah dasar (SD) seperti saya dulu dimana semua buku pelajaran harus diberi sampul warna coklat bertuliskan kata-kata bijak. Kadang satu sampul bertuliskan -rajin pangkal pandai-. Sampul lain bertuliskan -malas pangkal bodoh- atau -hemat pangkal kaya- dan lain sebagainya. Anyway, saya tidak ingin membahas sampul-sampul coklat tersebut. Hanya saja saat ini saya mengalami masa-masa yang membuat saya kemudian mengingat kembali istilah-istilah tersebut.

Akhir-akhir ini saya benar-benar dibuat pusing dan gelisah dengan pelajaran kuliah saya. Banyak sekali pelajaran yang saya terima dan tidak mampu saya mengerti. Tentu saja saya sudah berusaha mengamalkan -rajin pangkal pandai- yang sudah saya yakini sejak masa sekolah. Tak ketinggalan pesan-pesan motivator untuk selalu berfikir positif dan tak pernah menyerah juga sudah diamalkan, seoptimal mungkin tentunya.

Hanya saja, menjadi rajin itu susah banget saudara saudara!! Banyak faktor yang diperlukan untuk mendukungnya, intern dan extern -halah-. Harus diakui, sebenarnya disini faktor eksternal sangat mendukung untuk menjadi rajin. Mahasiswa disini benar-benar mendedikasikan waktunya untuk belajar. Saat pertama datang, kesungguhan mereka belajar sempat membuat saya sangat terharu dan membuat saya merasa pernah menjadi pelajar yang gagal. Dan memang menurut saya tulisan di sampul coklat itu benar adanya, karena saya akui anak-anak disini secara umum pandai. -walaupun pandai sebenarnya juga susah didefinisikan-

Maka sodara-sodara, saat nggak ada pilihan kecuali menjadi rajin, saya tetap susah menjadi rajin haha... dan susahnya lagi, saat kita sudah merasa cukup rajin, ternyata saya nggak pandai-pandai juga. Dan saat pesan para motivator mulai berperan, sumpe dech hal tersebut sama sekali tidak membantu dalam menentukan lulus/ tidaknya ujian. Duh...

Wish me luck ya everybody :)

Comments

Popular posts from this blog

The Story of My Grandpa

Ode to my Grandpa Malam sebelum Hari Raya Idul Adha 1442 H / atau tepatnya tanggal 19 Juli 2021 sekitar jam 19:00 WIB mbah Kakung tersayang (dari pihak ibu) atau orang biasa memanggil mbas Bas, pergi menghadap Allah SWT di usia 93 tahun di kediamannya di Blitar.  He is the only grandpa that I know of, karena kakek dari pihak Ayah sudah meninggal sebelum saya lahir. Saat kecil, saya termasuk sangat dekat dengan mbah kung karena memang kebetulan rumah orang tua saya berdekatan dengan rumah mbah dan saya adalah cucu perempuan pertama. In my childhood, saya bahkan menghabiskan waktu saya lebih banyak di rumah mbah dibanding di rumah sendiri. Saat balita, mbah kung lah yang kadang mengantar saya ke tukang urut anak, beliau akan menggendong saya dengan gendongan kain sambil mengayuh sepeda perangnya. Saya juga sering ikut kesawah dengan naik gledekan made in mbah kung.   Mbah kung tipe orang yang sangat aktif (almost hyperactive) yang tidak tahan jika harus diam saja. Beliau sosok pekerja ke

On my way to work # Mei 2019 #Demo Massa #pasca Pilpres

21 Mei 2019 Tidak ada yang spesial hari itu, rutinitas dimulai dengan berangkat ke tempat kerja. Suasana pagi hari di tempat kerja kurang lebih sama, tidak ada sesuatu luar biasa untuk dikenang. Tentang didirikannya posko polisi di sekitar Thamrin juga telah menjadi pemandangan biasa, karena kurang lebih 10 hari terakhir ini sudah beberapa kali ada demo di depan Bawaslu, sehingga memang perlu pengamanan lebih. Tapi hari ini akan menjadi spesial karena dini hari tadi menjelang waktu sahur, KPU telah mengumumkan pemenang Pemilu 2019, sedikit lebih maju dari jadwal semula... Menjelang siang, terlihat massa sudah mulai memenuhi perempatan Thamrin. Kebetulan tempat kerja saya sangat dekat dengan lokasi massa berada. Beberapa rekan yang rumahnya jauh memilih untuk pulang lebih cepat dari biasanya, karena akses di sekitar tempat kerja memang sudah mulai ditutup. Saat pulang kantor, massa sudah memenuhi perempatan Thamrin. Saya ingat waktu itu suasana termasuk kondusif. Saya bisa melewati

Potongan harga untuk Kacamata oleh Askes

Baru baru ini saya punya teman baru bernama ‘Visi’ , kacamata minus yang saya beli dengan fasilitas potongan harga dari Askes.   Meskipun beberapa teman yang setelah mendapat informasi tentang rentetan tatacaranya banyak yang berpendapat bahwa proses nya terlalu rumit, tapi tak ada salahnya saya tetap berbagi bagaimana mendapatkan kacamata dengan potongan harga dari Askes dan berapakah besarnya. Pertama, bagi yang belum pernah sama sekali menggunakan kartu Askes anda, berikut adalah cara mengaktifkannya (khususnya buat yang bekerja di luar kota asal): Langkah pertama adalah melapor di Askes setempat. Bagi anda yang punya KTP dan domisili di tempat yang sama tentunya tidak akan jadi masalah, tapi buat yang harus berpindah ke daerah lain, pastikan anda melapor pada kantor ASKES yang berada diwilayah puskesmas tujuan anda (dengan membawa kartu askes yang sudah anda miliki tentunya); Anda akan mendapatkan surat dari ASKES yang ditujukan untuk Puskesmas tujuan anda; Langkah s