Skip to main content

Ayo Donor Darah

Baru-baru ini saya dibuat bangga oleh diri saya sendiri (*apa sih) karena telah berhasil mendonorkan darah saya. Ini menjadi spesial bagi saya karena setelah mendaftar sebagai donor sebanyak 4 kali, akhirnya saya berhasil juga. Sebelumnya saya pernah mengalami kegagalan total sebanyak 3 kali.

Kalo saya ingat ingat, pertama kali mendonor (masih kuliah) saya ditolak karna berat badan saya kurang memenuhi syarat, *yang nggak akan mungkin terjadi di masa sekarang, hahaha....* Kadang kadang pembengkakan tubuh itu sangat bermanfaat.

Donor darah kedua saya terkendala dengan tekanan darah saya yang di bawah normal. Saya ingat waktu itu Ellie teman saya donor (jadi kengen Elli :)) sempat ngejekin karna saya gagal seleksi, padahal waktu kuliah saya termasuk mahasiswa yang suka tidur (lah... apa hubungannya) dan sering berolahraga outdoor. Harapan saya kembali sirna saat ikut seleksi untuk ketiga kalinya. Kali ini karna kadar HB saya yang terlalu rendah.

Akibat kegagalan berturut-turut tersebut *halah* saya jadi nggak ada lagi kepikiran untuk jadi pendonor. Trauma gitu *wkwk*

Makanya saat mendaftar yang ke-4 ini  (Kebetulan ada event Donor Darah di Kantor dalam rangka perayaan ulang tahun Kantor) saya agak-agak nervous gitu. Setelah mendaftar sebagai kontestan ke empatpuluh sekian dan mengisi formulir yang diberikan tibalah saat saya dipanggil untuk fit and proper test. Dan hasilnya.... deng...deng.... Saya lolos seleksi dengan gilang gemilang.
Seleksinya gampang aja sebenarnya, secara urutan begini: Pertama adalah Berat Badan, kedua Tekanan Darah dan ketiga cek Hemoglobin. Fit and Proper test ini menggunakan sistem gugur. Jika di Berat Badan kita tidak memenuhi syarat, kita akan otomatis tertolak dan tidak perlu melalukan tes selanjutnya.
Jika petugas bertanya ini itu, jawab dengan jujur ya karena ini demi kebaikan kita sendiri dan penerima Donor.
Secara ringkas syarat-syarat kelulusan Donor Darah adalah sebagai berikut:
- Berat Badan Minimal 45Kg (tergantung jumlah darah yang diambil)
- Tekanan Darah: Sistolik 110 - 160; Diastolik 70 - 100
- Hemoglobin (HB): 12,5g - 17g %

Lebih lengkap tentang syarat donor darah banyak ditemukan di dunia maya, salah satunya http://www.alodokter.com/apa-saja-syarat-donor-darah
Sumber lain yang paling terpercaya tentunya dari web http://ayodonor.pmi.or.id (pas saya bikin tulisan ini pas lagi susah dibuka webnya)

Kecuali mas-mas dan mbak-mbak yang cakep benar-benar memiliki kendala-kendala yang tidak memungkinkan untuk mendonor, jangan ragu untuk terus mencoba. Kalau sebelumnya pernah ga lolos Donor karena terkendala salah satu diantara Berat Badan, Tekana Darah dan Kadar Hemoglobin, ketiga hal tersebut bisa berubah tergantung asupan makanan dan aktivitas kita. Ini berdasarkan pengalaman lho ya.

Oiya, ada hal penting lainnya yang harus dilakukan: Malam sebelum donor kita harus cukup tidur (minimal 5 jam lah) agar memperbesar kelolosan. *Disinilah suka tidur itu bisa menjadi faktor pendukung :p

Dan ingat, para petugas PMI juga nggak akan asal-asalan mengambil darah kita jika kita tidak qualified, jadi jangan terlalu menghawatirkan banyak hal.

Habis Donor jangan lupa minta Kartu Donor:
Ini penampakan kartu Donor saya setelah melaksanakan Donor Darah Perdana


Pesan moral dari pengalaman saya ini adalah: Jangan mudah menyerah untuk berbuat kebaikan para pembaca yang kece *eaaa...*. Karena ternyata berbuat baik pun harus diperjuangkan (2017, Latifah, S.H.) :))

Comments

Post a Comment

Popular posts from this blog

Hello Wageningen #1#Menuju Kampus Wageningen

Mungkin saat pertama dengar Wageningen, yang terbayang adalah sebuah kota kecil di Pulau Jawa yang terletak antara Poningen dan Leginingen ;).   Wageningen ini memang berada di pedesaan dan kaya dengan produk pertanian. Tapi ini bukan sebuah desa di Jawa melainkan sebuah kota kecil di Belanda atau bahasa internasionalnya the Netherlands. Wageningen University (WUR) sendiri adalah universitas di Belanda yang fokus ke 'healthy food and living environment' dan merupakan universitas yang cukup diakui di bidangnya. Bagi yang ingin belajar di kampus ini, tulisan ini mungkin bisa bermanfaat. Edisi kali ini dibahas rute transportasi umum menuju kampus serta sekilas gambaran tentang hari pertama di kampus. Here we go... Jarak dan Transportasi dari Bandara Schiphol (Amsterdam) ke Kampus Wageningen Setelah turun dari bandara Schiphol Amsterdam dan menyelesaikan semua urusan administrasi, di area yang sama kita bisa menemukan stasiun kereta ...

Mengapa Indonesia dulu disebut Hindia Belanda?

Pagi ini tiba-tiba aku bertanya-tanya. Kenapa ya Indonesia dulu dinamakan Hindia Belanda? Setelah search sana sini, nemu juga jawabannya.. Dulu, European beranggapan bahwa penduduk benua Asia terdiri dari: orang Arab, Persia, India dan Tiongkok. Dengan catatan bahwa semua yang terbentang antara Persia (sekarang Iran) dan Tiongkok (China) adalah India. Maka negeri ini masuk kategori India. Nah, karena kategori India/Hindia ini ada dimana-mana, maka dinamakanlah kita Nederlandsch-Indie atau Hindia Belanda yang artinya India nya Belanda, karena saat itu Belanda lah yang penguasanya. Eh... lalu kenapa ya Netherlands kok berganti nama jadi Belanda? Hasil pencarian menemukan 2 cerita berbeda sebagai berikut: 1. Kata Belanda berasal dari 'Belah' yang artinya memecah dan 'nde' yang artinya keluarga. Netherlands yang waktu itu menjajah dianggaptelah memecah belah keluarga. Belahnde kemudian popular sebagai Belanda. Istilah ini dimunculkan oleh Mudhakarah Ulama...

Potongan harga untuk Kacamata oleh Askes

Baru baru ini saya punya teman baru bernama ‘Visi’ , kacamata minus yang saya beli dengan fasilitas potongan harga dari Askes.   Meskipun beberapa teman yang setelah mendapat informasi tentang rentetan tatacaranya banyak yang berpendapat bahwa proses nya terlalu rumit, tapi tak ada salahnya saya tetap berbagi bagaimana mendapatkan kacamata dengan potongan harga dari Askes dan berapakah besarnya. Pertama, bagi yang belum pernah sama sekali menggunakan kartu Askes anda, berikut adalah cara mengaktifkannya (khususnya buat yang bekerja di luar kota asal): Langkah pertama adalah melapor di Askes setempat. Bagi anda yang punya KTP dan domisili di tempat yang sama tentunya tidak akan jadi masalah, tapi buat yang harus berpindah ke daerah lain, pastikan anda melapor pada kantor ASKES yang berada diwilayah puskesmas tujuan anda (dengan membawa kartu askes yang sudah anda miliki tentunya); Anda akan mendapatkan surat dari ASKES yang ditujukan untuk Puskesmas tujuan anda; Langk...