Skip to main content

Apa yang harus dilakukan saat positif covid dan cara mendapat rujukan wisma atlet

Awal Januari (tepatnya 10 Januari 2021) saat pihak rumah sakit mengabarkan kalau hasil swab PCR saya positif, dunia langsung berasa gelap - literally - saking shocknya kayaknya. Walaupun masnya dengan intonasi menenangkan dan suara merdu sudah berpesan agar saya tidak panik, well, panik rupanya bukan sesuatu yang bisa kita kontrol.

Jadi apa yang harus dilakukan saat positif covid?

1. Tenangkan diri sambil evaluasi diri,
    - Apakah ada penyakit bawaan
    - Gejala apa sajakah yang dirasa: ringan/sedang/berat
Memang menentukan gejala ringan/sedang/berat tergantung penilaian sih. Menurut saya, selama gejala yang ditimbulkan tidak mengurangi kemampuan kita beraktivitas normal, maka bisa dianggap gejala ringan.

2. Hubungi petugas kesehatan setempat secepatnya
Langsung telpon puskesmas setempat (googling aja no telpnya) dan laporkan serta konsultasikan kondisi anda

3. Konsultasikan/Fikirkan tentang dimana kira-kira kita menjalani isolasi apakah di rumah atau ditempat lain
Tentunya hal ini juga akan tergantung kondisi kesehatan dan hunian anda

4. Minta rujukan puskesmas jika anda memutuskan untuk isolasi ditempat lain, dan minta obat jika anda memutuskan isolasi di rumah (anda akan mendapat vitamin dan obat sesuai dengan keluhan gejala anda). Meskipun begitu anda harus meminta bantuan orang lain untuk nengambil obatnya dari puskesmas

5. (Tambahan) Jika ingin lebih yakin tentang kondisi anda, datang ke dokter untuk tes darah dan photo rontgen (untuk mengetahui apakah paru2 baik2 saja). Saya pribadi sempat tes mandiri (rontgen dan tes darah) di RS Carolus dan Alhamdulillah baik2 aja

6. Hal paling penting dan ga enak yang harus kita lakukan adalah memberi tahu orang-orang yang kontak dekat dengan kondisi kita, dan sebaiknya segera melalukan tes

7. Dalam kasus saya, mbak tracer datang dan menjadwalkan PCR untuk orang-orang serumah dan membuat saya populer di seantero kampung sebagai pesakitan covid😆

Rujukan Wisma Atlet

1. Saat telpon puskesmas setempat, akan ada "covid tracer" yang merespon anda, mulai dari menanyakan gejala, kondisi saat ini, kondisi tempat tinggal serta orang-orang yang memiliki kontak dekat selama beberapa hari terakhir;

2. Jika anda memutuskan untuk isolasi di tempat lain, anda bisa sekaligus minta rujukan ke petugas tracer ini, dengan beberapa persyaratan tentunya (KTP, KK, Surat Keterangan RW, BPJS, Hasil PCR Positif).Alhamdulilllah semua persyaratan bisa diselesaikan by phone dan send scan document via wa. Seluruh proses minta rujukan saya kelar pada hari itu juga dengan dibantu mbak tracer 

3. Meskipun proses administrasi udah beres dan rujukan telah didaftarkan, ada kalanya kita ga langsung dirujuk, karena tergantung ketersedaan RS juga. Kebetulan saat saya kena, pas lagi tinggi2nya hingga saya waiting list sampai dua hari sebelum akhirnya ditempatkan di Wisma Atlet.

Ada apa aja di Wisma Atlet

- Sambutan selamat datang

Begitu sampai di Wisma Atlet kita akan di "interview" mengenai riwayat kesehatan dan gejala apa saja yang kita rasakan. Check-up kesehatan standard juga dilakukan, seperti mengukur tekanan darah, saturasi oksigen, lanjut dengan pengambilan sampel darah. Kita juga dijadwalkan untuk foto thorax keesokan harinya. Seluruh rekap riwayat kesehatan ini akan dijadikan dasar oleh petugas medis wisma atlet dalam pemberian obat harian. 

- Makan, snack, vitamin dan obat

Kita disediain makan 3x sehari sekaligus vitamin/obatnya. Sekitar jam 9 atau 10 pagi kita juga disediakan snack.

- Petugas Kesehatan

Pada tiap lantai terdapat health center yang siap 24/7 dimana kita bisa berkunjung jika ada keluhan. Masing-masing dari kita juga tergabung dalam grup whatsApp dimana kita bisa menghubungi petugas kesehatan kapan saja. 

- Ruang terbuka untuk beraktifitas (olahraga, berjemur, dll)

Kompleks wisma atlet lumayan luas dan memiliki banyak ruang terbuka yang bisa digunakan untuk melakukan berbagai aktifitas.

Dokumentasi Wisma Atlet

Comments

Popular posts from this blog

The Story of My Grandpa

Ode to my Grandpa Malam sebelum Hari Raya Idul Adha 1442 H / atau tepatnya tanggal 19 Juli 2021 sekitar jam 19:00 WIB mbah Kakung tersayang (dari pihak ibu) atau orang biasa memanggil mbas Bas, pergi menghadap Allah SWT di usia 93 tahun di kediamannya di Blitar.  He is the only grandpa that I know of, karena kakek dari pihak Ayah sudah meninggal sebelum saya lahir. Saat kecil, saya termasuk sangat dekat dengan mbah kung karena memang kebetulan rumah orang tua saya berdekatan dengan rumah mbah dan saya adalah cucu perempuan pertama. In my childhood, saya bahkan menghabiskan waktu saya lebih banyak di rumah mbah dibanding di rumah sendiri. Saat balita, mbah kung lah yang kadang mengantar saya ke tukang urut anak, beliau akan menggendong saya dengan gendongan kain sambil mengayuh sepeda perangnya. Saya juga sering ikut kesawah dengan naik gledekan made in mbah kung.   Mbah kung tipe orang yang sangat aktif (almost hyperactive) yang tidak tahan jika harus diam saja. Beliau sosok pekerja ke

Potongan harga untuk Kacamata oleh Askes

Baru baru ini saya punya teman baru bernama ‘Visi’ , kacamata minus yang saya beli dengan fasilitas potongan harga dari Askes.   Meskipun beberapa teman yang setelah mendapat informasi tentang rentetan tatacaranya banyak yang berpendapat bahwa proses nya terlalu rumit, tapi tak ada salahnya saya tetap berbagi bagaimana mendapatkan kacamata dengan potongan harga dari Askes dan berapakah besarnya. Pertama, bagi yang belum pernah sama sekali menggunakan kartu Askes anda, berikut adalah cara mengaktifkannya (khususnya buat yang bekerja di luar kota asal): Langkah pertama adalah melapor di Askes setempat. Bagi anda yang punya KTP dan domisili di tempat yang sama tentunya tidak akan jadi masalah, tapi buat yang harus berpindah ke daerah lain, pastikan anda melapor pada kantor ASKES yang berada diwilayah puskesmas tujuan anda (dengan membawa kartu askes yang sudah anda miliki tentunya); Anda akan mendapatkan surat dari ASKES yang ditujukan untuk Puskesmas tujuan anda; Langkah s

On my way to work # Mei 2019 #Demo Massa #pasca Pilpres

21 Mei 2019 Tidak ada yang spesial hari itu, rutinitas dimulai dengan berangkat ke tempat kerja. Suasana pagi hari di tempat kerja kurang lebih sama, tidak ada sesuatu luar biasa untuk dikenang. Tentang didirikannya posko polisi di sekitar Thamrin juga telah menjadi pemandangan biasa, karena kurang lebih 10 hari terakhir ini sudah beberapa kali ada demo di depan Bawaslu, sehingga memang perlu pengamanan lebih. Tapi hari ini akan menjadi spesial karena dini hari tadi menjelang waktu sahur, KPU telah mengumumkan pemenang Pemilu 2019, sedikit lebih maju dari jadwal semula... Menjelang siang, terlihat massa sudah mulai memenuhi perempatan Thamrin. Kebetulan tempat kerja saya sangat dekat dengan lokasi massa berada. Beberapa rekan yang rumahnya jauh memilih untuk pulang lebih cepat dari biasanya, karena akses di sekitar tempat kerja memang sudah mulai ditutup. Saat pulang kantor, massa sudah memenuhi perempatan Thamrin. Saya ingat waktu itu suasana termasuk kondusif. Saya bisa melewati